Waspada Tetanus

Tidak hanya orang dewasa, bayi juga mempunyai risiko yang cukup tinggi terkena tetanus, terutama pada proses persalinan. Tetanus merupakan penyakit yang cepat berkembang menjadi fatal. (Foto: Google)
Tidak hanya orang dewasa, bayi juga mempunyai risiko yang cukup tinggi terkena tetanus, terutama pada proses persalinan. Tetanus merupakan penyakit yang cepat berkembang menjadi fatal. (Foto: Google)
PENYAKIT yang diakibatkan oleh infeksi pada luka ini dapat menyerang siapa saja. Sejak digalakkannya vaksin tetanus oleh pemerintah, kita jarang mendengar lagi penyakit ini. Namun sudahkah Anda mengulang vaksinasi tetanus?

Tetanus biasa dihubungkan dengan luka akibat benda tajam yang berkarat. Tidak hanya orang dewasa, bayi juga mempunyai risiko yang cukup tinggi terkena tetanus, terutama pada proses persalinan. Tetanus merupakan penyakit yang cepat berkembang menjadi fatal.

Tetanus merupakan salah satu  infeksi yang berbahaya karena mempengaruhi sistem urat saraf dan otot. Penyakit tetanus terjadi karena adanya luka pada tubuh seperti luka tertusuk paku, pecahan kaca atau kaleng, luka yang kotor, dan pada bayi dapat melalui tali pusat. Pada bayi yang baru lahir, kuman ini dapat masuk melalui luka iris tali pusat yang tidak dipotong dengan pisau steril.

Tetanus pada bayi yang baru lahir disebut tetanus neonatorum dan merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak pada bayi. Tetanus atau disebut kancing gigi dapat masuk ke tubuh baik melalui luka yang dalam maupun luka yang dangkal. Bahkan bisa dari luka kecil atau tusukan.

Faktor Penyebab
 
Penyebab utama dari tetanus adalah infeksi yang disebabkan oleh toksin kuman clostridium tetani. Menurut dr Ralph Girson Gunarsa SpPD, dari Rumah Sakit Royal Taruma, Jakarta Barat, tetanus adalah kelainan saraf dengan tanda peningkatan tonus otot dan spastik yang disebabkan oleh tetanospasmin, suatu toksin yang dihasilkan oleh clostridium tetani. “Kuman ini bersifat anaerob. Jadi, tidak tahan udara,” paparnya.

Kuman tetanus dapat membentuk spora yang tetap hidup bila direbus, tetapi mudah mati jika dipanaskan atau terkena bahan pencuci hama. Bahkan terkadang kuman ini juga ditemukan pada kotoran manusia. Karena itu, tempat infeksi dari penyakit ini pada umumnya adalah daerah luka yang dalam, dan tak tersentuh udara.

Spora dari clostridium tetani dapat hidup selama bertahun-tahun dan mampu bertahan dalam suhu sangat tinggi. Terdapat di dalam tanah, kotoran hewan, debu, dan pupuk. Jika kuman tetanus masuk ke dalam tubuh manusia akan terjadi infeksi.

“Yang menarik, kumannya bisa mati kalau terkena udara, tapi sporanya lebih tahan dengan beberapa desiinfektan,”  jelas dr Ralph.

Kuman ini menghasilkan racun tetanospasmin penyebab kelumpuhan otot seluruh tubuh yang bersifat kaku. Bakteri dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui kerusakan kulit seperti luka gores, tusuk atau luka abrasi. Contoh yang sering ditemukan adalah akibat tercakar kuku. Bisa juga akibat jarum infus, gigitan serangga, dan luka bakar.

“Biasanya luka yang tertutup atau yang berada di bagian dalam yang berpotensi terkena tetanus,” paparnya.

Gejala-gejala
 
Gejala yang timbul pada awalnya adalah sakit kepala, gelisah, nyeri pada otot rahang yang kemudian diikuti rasa kaku (trismus), demam, otot perut mengeras, kejang, dan akhirnya pada seluruh tubuh. Menurut dr Ralph gejala tetanus biasanya muncul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi. Tetapi bisa juga timbul dalam waktu 2 hari atau 50 hari setelah terinfeksi.

Gejala yang paling umum adalah kekakuan pada rahang sehingga penderita tidak dapat membuka mulut dan menelan. Gejala lainnya berupa gelisah, sakit kepala, demam, nyeri tenggorokan, menggigil, kejang otot lengan dan tungkai. Kejang pada otot wajah menyebabkan ekspresi penderita seperti menyeringai dengan kedua alis yang terangkat. Kekakuan atau kejang pada otot-otot perut, leher, dan punggung dapat menyebabkan kepala dan tumit penderita tertarik ke belakang, sedangkan badannya melengkung ke depan. Kejang pada otot sfingter perut bagian bawah akan menyebabkan sembelit dan tertahannya air kemih.

Selama terjadinya kejang di seluruh tubuh, penderita tidak dapat berbicara karena otot dadanya kaku atau terjadi kejang pada tenggorokan. Hal tersebut menyebabkan gangguan pernapasan sehingga penderita akan kekurangan oksigen. Tetanus umumnya terbatas pada sekelompok otot di sekitar luka. Kejang di sekitar luka itu bisa menetap selama beberapa minggu.

Tetanus bukan penyakit menular. Tetanus hanya dapat terjadi jika bakteri berubah bentuk menjadi bentuk vegetatif dalam tubuh manusia. Biasanya tetanus menyerang bayi yang baru lahir karena dilahirkan di tempat yang tidak bersih dan steril, terutama jika tali pusar terinfeksi.

Gejala tetanus pada bayi terjadi 3-10 hari setelah persalinan. Bayi menangis terus-menerus dan tidak mau disusui, timbul demam, daerah pusar tampak kotor, dan meradang memerah, dan membengkak akibat infeksi. Tetanus dapat menyebabkan kematian pada bayi. Dan kasus ini banyak terjadi di negara berkembang. Sedangkan di negara-negara maju, dimana kebersihan dan teknik melahirkan yang sudah maju, tingkat kematian akibat infeksi tetanus dapat ditekan.

Diagnosa dan Pengobatan

Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan telah dianggap cukup untuk segera memulai pengobatan. “Pada umumnya pendekatan diagnosa tetanus secara klinis,” kata dr Ralph.

Untuk menetralisir racun, diberikan Anti Tetanus Serum (ATS). Antibiotik diberikan untuk mencegah pembentukan racun lebih lanjut. Obat lainnya bisa diberikan untuk menenangkan penderita, mengendalikan kejang, dan mengendurkan otot-otot.

Untuk infeksi menengah sampai berat, mungkin perlu dipasang alat untuk membantu pernapasan. Makanan diberikan melalui infus. Penyakit ini, bila sembuh tidak meninggalkan cacat. Namun pada tetanus berat angka kematian 80-90 persen. Setelah sembuh, harus diberikan vaksinasi lengkap karena infeksi tetanus tidak memberikan kekebalan terhadap infeksi berikutnya.

Leave a comment